Kamis, 16 September 2010

Anarkisme dalam demonstrasi, perlukah? (ANNA KRISTINA HALIM/4)

Seperti yang kita ketahui demonstrasi merupakan salah satu contoh budaya politik konvensional,dimana kita dapat mengungkapkan aspirasi kita secara bebas, namun biasanya demonstrasi ini dilakukan apabila cara konvensional tidak menemukan jalan keluar. Namun seiring dengan perkembangan jaman terkadang sering sekali di negara kita tercinta Indonesia ,demonstrasi diwarnai dengan keanarkisan para demostrannya.
Anarkisme pada saat melakukan demostrasi memang sangat merugikan berbagai pihak, selain banyak berjatuhan korban , juga banyak dari para demostran yang merusak fasilitas negara, sebenrnya apa saja faktor penyebab keanarkisan ini membludak? Pertama-tama banyak sekali para demonstran yang datang dari kaum berpendidikan, tapi mengapa mereka malah terkadang merusak fasilitas negara? Bukankah mereka semua adalah kaum yang berpendidikan dan tentunya pasti tahu, apa akibat dan kerugian merusak dan bersikap anarkisme. Memang, dengan bersikap sedikit ‘brutal’ bisa membuat pemerintah mendengarkan aspirasi kita, tapi bukankah lebih baik jika kita benar-benar melakukan demonstrasi dengan cara yang teratur, selain tidak menimbulkan kerugian, kita juga bisa mencontohkan kepada generasi-generasi selanjutnya bahwa Demonstrasi bukan lah budaya politik yang harus dilaksanakan dengan anarkisme. Bisa dibayangkan jika semua menganggap demonstrasi merupakan suatu budaya politik yang mencerminkan keanarkisan para demonstran, padahal demonstrasi sebenarnya lumrah dilakukan karena diperbolehkan bagi pemerintah, tapi seharusnya kita sebagai kaum muda apalagi yang merupakan kaum yang berpendidikan yang telah mendapat pendidikan tinggi seharusnya memberi contoh pada generasi-generasi selanjutnya agar kelak nanti jika ingin mengungkapkan aspirasi , pengungkapannya harus dalam bentuk demonstrasi yang teratur atau sejenisnya.

Sering sekali saya melihat di tv atau media sejenisnya, banyak para demonstran tersebut menghacurkan fasilitas negara seperti telepon umum, dll. Mungkin merusak seperti itu dikiranya akan merugikan pemerintah dan pemerintah akan bertinda lebih lanjut, padahal fasilitas-fasilitas seperti itu bukankah diperuntukan bagi masyarakat? Toh juga masyrakat kita sendiri yang menggunakannya. Jika itu dirusak bukankah pemerintah harus mengeluarkan lagi biaya untuk meperbaikinya? Biaya itu datang darimana? Ya tentu dari pajak –pajak yang kita bayarkan ke pemerintah, jadi intinya kalo merusak hal hal seperti itu toh nantiya juga uang kita sendiri yang digunakan untuk mengganti. Jadi selain memberikan contoh yang buruk, kita juga tak langsung dirugikan .selain itu tak sedikit tindakan demonstrasi yang anarkis menyebabkan kematian karena kebrutalannya sendiri, ingin mengungkapkan aspirasi malah jadi korban, bukankah menjadi mati sia-sia jika mati dengan cara seperti itu? jadi bukankah lebih baik kalau demonstrasi dilakukan dengan teratur dan tertib sehingga kita mampu mengungkapkan aspirasi dan suasana yang tercipta jadi lebih aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar